Tata Rias Pengantin Minang di Nagari Salareh Aia Kecamatan Palembayan Kabupaten Agam Sumatera Barat

Lidya Zulfa Anggraini, Vivi Efrianova

Abstract


Adat perkawinan di daerah Kecamatan Palembayan lebih dominan pada adat perkawinan Minangkabau pada umumnya, hanya saja yang membedakannya yaitu dari segi upacara perkawinan di Kecamatan Palembayan. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk busana dan Perlengkapan Pengantin Minang, mendeskripsikan teknik tata rias pengantin Minang dan mendeskripsikan makna busana dan perlengkapan pengantin Minang pada Tata Rias Pengantin Minang di Nagari Salareh Aia Kecamatan Palembayan Kabupaten Agam Sumatera Barat.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan dipakai metode deskriptif. Instrumen penelitian dilakukan oleh peneliti sendiri dan didukung oleh alat-alat pendukung seperti tape recorder, video tape, kamera, catatan lapangan dan alat tulis. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis dengan cara mengumpulkan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan

Hasil penelitian ini adalah 1) busana pengantin wanita di Nagari Salareh Aia sama dengan busana pengantin Minang pada umumnya, yakni baju kuruang, kodek, lambak, rok. Aksesori pengantin wanita memakai kalung bagonjong, gelang besar, galang ula atau ular, keris, tarompah atau sandal dan hiasan kepala suntiang. Busana pengantin pria memakai saluak, jas roki, kemeja putih, celana / seluar, kaos kaki, rompi, serong, ikat pinggang. Aksesoris pengantin pria memakai keris yang diselipkan di pinggang, 2) langkah kerja atau proses kerja di Nagari Salareh Aia sama saja dengan nagari di minang pada umumnya, yaitu melakukan pembersihan dengan micellar water atau milk cleanser, aplikasikan pelembab, alis, lanjut foundation, bedak tabur, bedak padat, melukis alis, eyeshadow, eyeliner dan maskara, pemakaian bulu mata palsu atas, blush on dan lipstik. 3) makna busana dan perlengkapan pengantin wanita pada tata rias pengantin Minang di Nagari Salareh Aia adalah baju kurung basiba melambangkan kemurnian wanita, lambak/saruang melambangkan norma gerak-gerik perempuan Minang, tokah/penutup dada melambangkan sebuah rahasia, mansi-mansi melambangkan sifat arif dan bijaksana, bungo sarunai melambangkan budi perkerti, motif burung merak melambangkan pengantin yang berbahagia, bungo gadang/ kambang goyang sebagai pelengkap hiasan kepala, kote-kote (motif burung dan ikan) melambangkan lima waktu sholat. Sedangkan makna busana dan perlengkapan pengantin pria adalah baju roki melambangkan keagungan, rompi melambangkan berbudi luhur, celana roki melambangkan berbudi luhur dan sisamping melambangkan bersikap hati-hati. Disarankan agar masyarakat agar dapat melestarikan tradisi budaya yang sudah diwariskan oleh nenek moyang.


Keywords


Tata Rias, Pengantin Minang, Nagari Salareh Aia

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.24036/jitrk.v4i1.98

Refbacks

  • There are currently no refbacks.



Indexed by


Creative Commons License

Jurnal Tata Rias dan Kecantikan is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. Copyright © Universitas Negeri Padang. All rights reserved. e- ISSN 2714-5433